Jakarta – Vasektomi seringkali disalahartikan sebagai prosedur yang secara permanen menghilangkan kemampuan pria untuk memiliki keturunan. Namun, dalam konteks kemajuan teknologi reproduksi modern, peluang untuk memiliki anak setelah vasektomi masih terbuka melalui prosedur medis tertentu.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Dimas Tri Prasetyo, Sp.U., MRes., menegaskan bahwa meskipun vasektomi merupakan metode kontrasepsi jangka panjang dengan efektivitas tinggi, pria tetap memiliki opsi jika di kemudian hari memutuskan ingin kembali memiliki anak.
Baca Juga : Layanan Gawat Darurat RSUD Langsa Aktif Kembali Pasca-Banjir, Fokus Pemulihan Kritis
“Vasektomi ini metode kontrasepsi mantap dengan efektivitas lebih dari 99 persen dan jangka panjang. Permanen, betul, tapi bisa dikembalikan,” ujar dr. Dimas dalam acara grand opening Elysium Clinic di Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Peluang Tetap Ada Meski Jeda Puluhan Tahun
dr. Dimas membagikan pengalamannya menangani banyak pasien yang datang bertahun-tahun setelah menjalani vasektomi karena adanya keinginan untuk kembali memiliki anak. Kasus ini sering terjadi pada pria yang menjalani kehidupan baru atau memutuskan untuk menikah kembali.
“Banyak pasien-pasien yang dulunya dua puluh tahun yang lalu sudah vasektomi. Terutama warga negara asing. Pindah ke Indonesia, menikah lagi, lalu ingin punya anak,” ceritanya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa jarak waktu yang panjang antara vasektomi dan keputusan untuk memiliki anak kembali tidak secara otomatis menutup kesempatan untuk mengupayakan kehamilan.
Dua Metode Utama untuk Mengupayakan Kehamilan
Menurut penjelasan dr. Dimas, terdapat dua pilihan medis utama yang dapat dilakukan apabila pria ingin mengupayakan kehamilan pasca-vasektomi:
- Vaso-vasostomi (Penyambungan Saluran):
- Metode ini melibatkan prosedur bedah mikro untuk menyambungkan kembali saluran vas deferens yang sebelumnya telah dipotong dan diikat saat vasektomi.
- Tujuan utamanya adalah memungkinkan sperma mengalir kembali ke semen ejakulasi secara alami. Tingkat keberhasilannya bergantung pada waktu sejak vasektomi dilakukan dan keahlian dokter bedah.
- Aspirasi Sperma dan In Vitro Fertilization (Bayi Tabung):
- Metode kedua ini dilakukan dengan mengambil sperma secara langsung dari testis (Testicular Sperm Extraction/TESE) atau dari epididimis.
- Sperma yang berhasil diambil kemudian digunakan untuk program Bayi Tabung (In Vitro Fertilization/IVF) atau Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI).
Kedua metode ini bertujuan sama, yaitu memastikan sperma yang dihasilkan tubuh tetap dapat digunakan untuk proses pembuahan.
Meluruskan Mitos: Fungsi Testis Tetap Normal
dr. Dimas juga meluruskan anggapan umum yang keliru bahwa vasektomi menyebabkan testis berhenti memproduksi sperma. Ia menjelaskan bahwa organ reproduksi pria tetap bekerja secara normal.
“Yang dipotong kan cuma salurannya saja, yaitu vas deferens. Saluran tersebut dipotong dan diikat. Sedangkan pabriknya [testis] tetap beroperasi,” tuturnya.
Ketika vasektomi dilakukan, sperma yang diproduksi tidak dapat dikeluarkan bersama cairan semen. Dalam kondisi tersebut, sperma yang tidak dapat keluar akan diserap kembali oleh tubuh secara alami tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu, vasektomi hanya bersifat memblokir jalur keluar sperma, bukan menghentikan produksinya.

