Fenomena Langka: Salju Menyelimuti Arab Saudi untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Dekade
Internasional

Fenomena Langka: Salju Menyelimuti Arab Saudi untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Dekade

TABUK, ARAB SAUDI – Fenomena cuaca ekstrem kembali mengejutkan dunia internasional setelah salju dilaporkan turun di berbagai wilayah Arab Saudi pada pengujung Desember 2025. Peristiwa ini mencatatkan sejarah baru bagi negara dengan lanskap gurun tersebut, mengingat intensitas salju yang signifikan ini merupakan yang pertama kalinya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

BACA JUGA : Urgensi Kepatuhan Konstitusional dalam Transformasi Regulasi Kepolisian


Transformasi Lanskap Gurun Menjadi Padang Putih

Wilayah utara Arab Saudi, khususnya Provinsi Tabuk, menjadi titik utama terjadinya fenomena alam ini. Pegunungan Jebel Al-Lawz yang biasanya gersang kini bertransformasi menjadi puncak-puncak putih yang diselimuti salju tebal.

Selain Tabuk, beberapa wilayah strategis lainnya yang terdampak meliputi:

  • Trojena: Destinasi wisata di dataran tinggi dengan elevasi 2.600 meter di atas permukaan laut.
  • Wilayah Hail: Kawasan yang secara historis sangat jarang terpapar salju, kini melaporkan adanya akumulasi es di permukaan tanah.
  • Al-Majmaah dan Al-Ghat: Dua wilayah di sebelah utara ibu kota Riyadh ini juga menyaksikan butiran salju menutupi area terbuka dan dataran tinggi.

Penjelasan Ilmiah: Massa Udara Dingin dan Interaksi Atmosfer

Juru bicara Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi, Hussein Al-Qahtani, menjelaskan bahwa fenomena ini bukanlah kejadian acak, melainkan hasil dari kondisi atmosfer yang sangat spesifik.

Menurut analisis NCM, salju terbentuk akibat adanya intrusi massa udara sangat dingin yang bergerak dari kutub menuju wilayah tengah dan utara semenanjung Arab. Massa udara dingin ini kemudian berinteraksi dengan awan pembawa hujan (awan konvektif) yang berada di atas wilayah tersebut. Penurunan suhu secara drastis hingga di bawah 0 derajat Celsius pada dini hari menciptakan kondisi ideal bagi kristalisasi uap air menjadi salju sebelum menyentuh permukaan tanah.


Dampak dan Respons Otoritas Setempat

Meskipun fenomena ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga yang berbondong-bondong mendatangi kawasan pegunungan untuk berwisata, pemerintah tetap mengedepankan aspek keselamatan.

Langkah antisipasi yang diambil meliputi:

  1. Peralihan Pendidikan: Di Riyadh, otoritas pendidikan memindahkan aktivitas belajar mengajar ke sistem jarak jauh (daring) untuk meminimalisir risiko mobilitas di tengah cuaca buruk.
  2. Peringatan Keselamatan: Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi banjir bandang di daerah lembah, mengingat salju sering kali disertai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah timur dan pusat.
  3. Manajemen Lalu Lintas: Pengawasan ketat diberlakukan di jalur menuju pegunungan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan warga yang ingin melihat salju.

Perubahan Iklim dan Anomali Cuaca Global

Para ahli meteorologi menekankan bahwa meskipun fenomena ini memiliki penjelasan teknis secara atmosferik, frekuensi kejadian cuaca ekstrem di Timur Tengah mengindikasikan adanya pergeseran pola iklim global.

Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh dengan anomali cuaca di kawasan yang biasanya kering, seperti banjir besar di Uni Emirat Arab dan gelombang panas yang memecahkan rekor di Asia Selatan. Fenomena salju di Arab Saudi ini memperkuat urgensi diskusi global mengenai dampak perubahan iklim yang mulai membentuk ulang karakteristik cuaca di wilayah-wilayah yang sebelumnya dikenal memiliki iklim stabil dan panas.