Agam – Upaya pemulihan konektivitas di wilayah terdampak bencana Sumatera Barat terus menunjukkan kemajuan signifikan. Fokus utama saat ini tertuju pada pembangunan jembatan darurat di Nagari Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, yang progres pengerjaannya tengah diakselerasi guna memutus isolasi wilayah.
BACA JUGA : Operasi SAR Tanpa Henti: BNPB Fokus pada Pencarian 163 Korban Hilang dan Pemulihan Akses di Sumatera
Sinergi Lintas Sektoral di Lapangan
Berdasarkan siaran pers Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom RI) pada Sabtu (27/12/2025), proses pembangunan melibatkan kolaborasi intensif antara personel TNI dari Yonif TP 897/SGL, Babinsa Kodim 0304/Agam, jajaran Polri, serta partisipasi aktif masyarakat setempat.
Hingga saat ini, tim gabungan masih berfokus pada tahap pengecoran dasar jembatan. Kerja bakti berskala besar ini dilakukan untuk memastikan struktur dasar jembatan cukup kokoh menahan beban kendaraan darurat yang akan melintas nantinya.
Urgensi Jembatan sebagai Urat Nadi Wilayah
Jembatan Malalak Selatan memiliki peran strategis sebagai infrastruktur vital yang menghubungkan Nagari Malalak Selatan dengan Malalak Barat. Sejak hancur diterjang banjir bandang pada akhir November lalu, mobilitas masyarakat lumpuh total.
Dampak dari terputusnya akses ini meliputi:
- Sektor Logistik: Terhambatnya penyaluran bantuan bantuan pokok bagi warga terdampak.
- Sektor Ekonomi: Terhentinya distribusi hasil pertanian dan aktivitas perdagangan lokal.
- Layanan Sosial: Akses menuju fasilitas pendidikan dan kesehatan menjadi sangat terbatas bagi warga di kedua nagari.
Pemerintah memproyeksikan pemasangan jembatan darurat ini akan memakan waktu maksimal dua pekan. Target utamanya adalah jembatan dapat dilewati pada awal Januari 2026, sehingga aktivitas dasar masyarakat dapat kembali normal sembari menunggu perencanaan pembangunan jembatan permanen.
Update Nasional: Pemanfaatan Jembatan Bailey
Di tingkat regional, pemerintah melaporkan bahwa penggunaan jembatan Bailey (jembatan rangka baja ringan sementara) menjadi solusi efektif dalam mengatasi wilayah terisolasi di Sumatera. Tercatat sebanyak 10 unit jembatan Bailey telah berhasil diselesaikan dan dioperasikan di tiga provinsi terdampak:
- Sumatera Barat: 4 unit jembatan.
- Aceh: 4 unit jembatan.
- Sumatera Utara: 2 unit jembatan.
Pembangunan jembatan-jembatan sementara ini merupakan bagian dari instruksi percepatan pemulihan infrastruktur konektivitas nasional. Dengan rampungnya titik-titik krusial tersebut, distribusi bantuan dan pemulihan ekonomi di wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor dapat berjalan lebih optimal.



