Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban bencana banjir bandang serta tanah longsor di Sumatera tetap berlangsung dengan intensitas tinggi. Hingga Sabtu (27/12/2025), tim gabungan masih berupaya melacak keberadaan 163 warga yang dinyatakan hilang, di tengah duka mendalam atas konfirmasi 1.138 korban jiwa.
BACA JUGA : Presidensi Dewan HAM PBB 2026: Momentum Strategis Indonesia Memperkuat Advokasi Palestina
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa tim di lapangan bekerja dalam siklus operasional penuh tanpa mengenal waktu jeda. Fokus pencarian tetap dilakukan di beberapa titik krusial, meskipun tantangan di lapangan semakin kompleks seiring dengan waktu yang telah berlalu sejak kejadian awal.
“Tim gabungan bekerja tanpa henti, termasuk tetap beroperasi pada akhir pekan dan malam hari. Ini merupakan komitmen pemerintah pusat, daerah, dan seluruh entitas terkait untuk mempercepat proses evakuasi dan pemulihan di tiga provinsi terdampak,” ujar Abdul dalam konferensi pers daring pada Sabtu petang.
Transisi ke Identifikasi Administratif
Abdul mengakui bahwa peluang penemuan korban dalam kondisi selamat di kawasan pemukiman kian mengecil secara statistik. Oleh karena itu, pemerintah kini mulai mensinergikan operasi lapangan dengan pendataan administratif yang ketat.
- Identifikasi Data: Pemerintah daerah melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terus melakukan validasi data korban berdasarkan skema by name by address.
- Kepastian Hak Ahli Waris: Validasi data ini krusial sebagai dasar penentuan hak-hak ahli waris, termasuk penyaluran dana santunan, alokasi hunian sementara (huntara), hingga rencana relokasi pemukiman bagi warga yang kehilangan tempat tinggal secara total.
Pemulihan Jalur Distribusi dan Logistik
Kabar positif datang dari sektor infrastruktur transportasi. BNPB melaporkan perkembangan signifikan pada pemulihan konektivitas darat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh yang sebelumnya lumpuh total.
- Sumatera Barat & Utara: Akses jalan nasional di kedua provinsi ini dilaporkan telah pulih secara relatif, memungkinkan distribusi bantuan logistik skala besar kembali berjalan lancar.
- Provinsi Aceh: Terdapat progres vital pada dua koridor utama. Jalur lintas timur yang menghubungkan Banda Aceh dan Kota Medan kini sudah dapat dilalui kembali. Sebelumnya, jalur ini sempat terisolasi akibat adanya kerusakan pada 13 ruas titik jalan yang terputus.
Dengan fungsionalnya jalur lintas timur dan lintas barat, hambatan mobilitas untuk pengiriman alat berat dan kebutuhan pokok ke daerah-daerah terisolasi di Aceh kini telah teratasi. Pemerintah berharap pemulihan akses ini menjadi katalisator bagi percepatan rehabilitasi infrastruktur sosial dan ekonomi di wilayah-wilayah terdampak.



